Hai Namaku Jeannice Sandra, saya salah seorang murid dari SMA Negeri 2 Boyolali yang bisa dikatakan beruntung. Bulan Juli yang lalu ada seorang guru yang memberitahu saya tentang lomba Kihajar STEM. Aku bukan seorang yang sangat update terhadap info info tertentu, makanya ketika guruku memberi tahu tentang lomba tersebut aku bingung. Singkat cerita aku mendaftarkan diri hingga tiba saatnya Kihajar STEM tahap basic dimulai. Jujur saja ketika awal diberi tahu dan ternyata itu adalah sebuah lomba akademis aku merasa sepertinya saya tidak cocok disini. Dan berakhir dengan soal soal yang mayoritasnya adalah soal fisika, dan yaa aku bukan seorang yang bisa dikatakan pandai fisika, nilai fisikaku pas pas an jadi kukerjakan saja dengan awangan dan tentu saja ada sesi awur mengawur. Sekitar 2 minggu aku merasa bebas tidak ada hal hal yang terlintas di otak, tapi ternyata ada informasi kalau aku lolos Kihajar STEM tahap basic. Tidak seperti murid lain yang senang, aku justru ingin menangis karena aku lolos dan itu karena soalnya banyak fisikanya, terdengar lebay, tapi itulah kenyataannya. Sampai guru agamaku bertanya bagaimana bisa lolos dan kujawab dengan jujur bahwa tidak ada niat untuk berharap lolos tahap selanjutnya. Tetapi Tuhan berkehendak lain, aku lolos tahap tahap selanjutnya hingga pada tahap advance aku berpikir seharusnya aku bersyukur karena bisa lolos, banyak orang di luar sana yang ingin seperti aku, hingga aku memutuskan untuk belajar lebih giat, bahkan sabtu dan mingguku kuhabiskan dengan buku buku, lagu, serta internet dengan harapan aku bisa menang Kihajar STEM dan bisa membanggakan orang tua dan sekolahku. Tapi ternyata Tuhan berkehendak lain, aku kalah, kuakui aku kalah dan memang aku yakin dan tahu pasti kalau aku belum layak untuk berada di tempat bersama pemenang lainnya. Tuhan masih menempatkanku di tempatku saat ini, yaitu kalah. Bukan suatu masalah untuk kalah, selama tidak dianggap beban, mungkin saja Tuhan ingin menunjukkan bahwa aku akan menang di lain waktu, maka dari itu ketika ditanya bagaimana perasaanku akan kujawab biasa aja, karena yaaa, kalau dipikir tidak ada gunanya bersedih sedih, lebih baik waktu untuk bersedih digunakan untuk hal hal yang lebih bermanfaat, membahagiakan diri mungkin? Intinya saja, kalau kita berusaha sekuat tenaga tapi Tuhan tidak mengizinkan maka sama saja zonk, tetapi walau kita melakukan sesuatu dengan biasa saja bahkan tanpa niat tapi Tuhan sudah menempatkan kita di tempat dimana kita harus melanjutkannya maka pasti kita akan berada di tempat itu untuk melanjutkannya. Pesanku untuk siapapun yang membaca ini jangan pernah berpikir kamu tidak bisa melakukan terobosan besar, jangan pernah pesimis, tetapi selalu optimis. Tidak peduli seberapa banyak orang yang mencacimu. Stop memikirkan cacian orang lain, kelak ketika kita sukses orang yang mencaci kita hanya bisa berkata wah selamat ya. Terimakasih kepada Kemdikbud yang sudah mengadakan acara yang sangat menarik, semoga kedepannya semakin banyak anak Indonesia yang ikut berperan aktif dalam setiap event yang diadakan oleh Kemdikbud.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini